Kamis, 18 Februari 2010

Ijaz Alquran


“Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar.” (QS: Yunus:38)

Alquran sebagai pegangan dasar bagi umat islam tentu mencakup segala aspek kehidupan yang di jalani, karena islam itu bukanlah agama teologi semata bahkan melebihi dari itu. Segala aspek yang mendasar baik pra-isalam maupun yang akan datang nantinya telah tercantum didalamnya.

Alquran yang mempunyai ayat sebanyak 6436 ayat, 114 surah dan 30 juz secara fisik tidak menampung semua jenis permasalahan, namun dalam bidang maknawinya menghimpun segala permasalahan bukan hanya di dunia bahkan mulai dari nol penciptaan alam semesta sampai digulungnya kembali tikar hamparan bumi, bahkan ke alam yang tidak ada penghujungnya.

Ilmu Tafsir merupakan jalur yang tepat untuk menggali kandungan Alquran. Ijaz Alquran merupakan salah satu sub bidang yang tidak pernah ditinggalkan baik dalam buku berskala kecil apalagi ensiklopedia.

Ijaz atau mu’jizat sebagai mana didefenisikan Imam Suyuthi adalah kejadian atau perkara yang diluar jangkauan hukum alam untuk mengalahkan bantahan, terhindar dari kontradiksi baik secara fisik maupun rasional.

Alquran sendiri adalah Mu’jizat terbesar bagi Nabi Muhammad saw., dan Alquran juga mempunyai mu’jizat (mu’jizat di dalam mu’jizat) dari dua aspek.

Pertama Ijaz bi Nafsihi yaitu mukjizat kepribadian yang terkandung di dalamnya meliputi keindahan tata bahasa Alquran, kolaborasi antara susunan huruf, ayat dan surah, bahkan keserasian antara faktor turunnya ayat dengan ayat yang diturunkan. Kevalidan data yang tidak bisa dibantahkan juga mengukukuhkan posisi Alquran sebagai Ijaz ditengah-tengah masyarat. Sungguh indah sekali apa yang tercantum dalam Alquran pada awal ayat Allah mengatakan:

“Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS: Albaqarah: 2)

Kedua Ijaz ‘An Ghairihi artinya Alquran sebagai mu’jizat ditilik dari luar subtansi Alquran. Allah telah menegaskan:

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS: 23)

Kelemahan manusia meniru Alquran bahkan satu ayat sekalipun memperjelas Ijaznya Alquran. Hal ini berimbas dari Ijaz bi nafsihi. Sudah barang tentu kepribadian menggambarkan coraknya dimata orang lain.

Sebagai contoh kemu’jizatan Alquran Allah mempermainkan akal manusia melalui satau harkah tasydid saja namun menyibak arkeolegi yang terjadi di masa Nabi Musa as. (Baca Tasydid Pembukti sejarah).

Informasi kepesatan tekhlonogi diakhir zaman jauh sebelumnya telah diinformasikan, melalui gaya bahasa sastra yang sensitive, contoh kongkritnya seperti ilmu perkembangan Opum dan Janin yang dipaparkan Alquran dalam beberapa ayat seperti berikut:

“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.” (QS: Al Mu’min: 12-15)

Tidak ada yang membantah konsep kandungan yang dipaparkan Alquran, karena pembauat konsep adalah Sang pencipta kandungan itu sendiri. Informasi Alquran walaupun bersifat pra sejarah namun jika dili dan digali ternyata memiliki objek yang takkan pernah kadaluarsa.

0 comments:

Posting Komentar

 

My Blog List

Followers